“Kami pimpinan Kompas.com mohon maaf atas keteledoran ini yang tidak kami sengaja. Mudah-mudahan ke depan kami lebih arif, lebih bijak, lebih berhati-hati lagi dalam menayangkan berita,” kata Pemimpin Redaksi Kompas.com Ahmad Subechi seperti dikutip Arrahmah.com, usai pertemuan dengan pengurus Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (Pushami) di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (15/5) kemarin.
Selain meminta maaf, Subechi mengaku telah mencabut link berita di Kompas.com dan menyatakan bila berita itu tidak pernah ada. (baca: Kehidupan Rahasia Sultan Brunei dari Seks Dusta dan Hukum Syariah)
Sebelumnya, pada Senin 27 April 2015 lalu, situs berita Kompas.com telah memuat tulisan berjudul “Kehidupan Rahasia Sultan Brunei dari Seks, Dusta, dan Hukum Syariah”. Judul artikel tersebut kemudian mengalami perubahan menjadi “Membedah Kehidupan Rahasia Sultan Brunei”.
Isi berita yang diambl dari situs news.com.au itu terang-terangan memojokkan Sultan Brunei Darussalam dan melcehkan syariat Islam yang diterapkan di negeri itu. Artikel itu menggambarkan kehidupan pribadi Sultan Brunei yang ditulis justru jauh dari syariat.
Sebagai media yang konon sangat profesional dan menjunjung kode etik jurnalistik, artikel itu sangat tidak berimbang. Sebab hanya menmpilkan narasumber dari satu pihak, yakni sejumlah artis Hollywood yang mereka “merasa muak dengan penerapan hukum Islam kuno tersebut”. Dalam artikel itu tidak ada satu pun pernyataan dari pihak Sultan Brunei.
Permintaan maaf redaksi Kompas.com sebelumnya juga disampaikan kepada Pushami yang telah melayangkan somasi atas artikel Kompas.com tersebut. (baca: Lecehkan Syariat Islam soal Brunei, Pushami akan Somasi Kompas).
Redaktur pelaksana harian Kompas Muhammad Bakir, yang turut dalam pertemuan itu mengatakan, dengan itikad baik Kompas
ingin segera menyelesaikan persoalan ini. Oleh karenanya, kata Bakir,
dia tidak ingin melalui surat menyurat. Melainkan dengan langsung saja
mendatangi Pushami, agar persoalan cepat selesai.
Redaksi Kompas juga menyampaikan bila pihaknya telah menjatuhkan sanksi kepada wartawan yang menulis berita penghinaan terhadap syariat Islam itu dengan memindahkannya ke desk olahraga.
Menanggapi permintaan maaf itu, Ketua Pushami Haryadi Nasution (Ombat) mengapresiasi itikad baik dan kedatangan pihak Kompas. Namun dia juga akan terus memantau sikap permintaan maaf tersebut dan menanti janji penurunan berita tersebut. “Pushami meminta pihak Kompas terus waspada terhadap tulisan mereka,” jelas dia.
Dalam pertemuan tersebut juga disepakati empat hal antara lain Kompas berjanji akan meminta maaf secara terbuka di media online, memberikan hak jawab kepada umat Islam dalam hal ini Pushami dan link berita yang beredar saat dibuka akan memuat permintaan maaf Kompas kepada umat Islam serta berjanji tidak akan mengulangi kelalaiannya lagi.
red: shodiq ramadhan
sumber: arrahmah.com
Redaksi Kompas juga menyampaikan bila pihaknya telah menjatuhkan sanksi kepada wartawan yang menulis berita penghinaan terhadap syariat Islam itu dengan memindahkannya ke desk olahraga.
Menanggapi permintaan maaf itu, Ketua Pushami Haryadi Nasution (Ombat) mengapresiasi itikad baik dan kedatangan pihak Kompas. Namun dia juga akan terus memantau sikap permintaan maaf tersebut dan menanti janji penurunan berita tersebut. “Pushami meminta pihak Kompas terus waspada terhadap tulisan mereka,” jelas dia.
Dalam pertemuan tersebut juga disepakati empat hal antara lain Kompas berjanji akan meminta maaf secara terbuka di media online, memberikan hak jawab kepada umat Islam dalam hal ini Pushami dan link berita yang beredar saat dibuka akan memuat permintaan maaf Kompas kepada umat Islam serta berjanji tidak akan mengulangi kelalaiannya lagi.
red: shodiq ramadhan
sumber: arrahmah.com
0 Response to "kompas.com Lecehkan Penerapan Syariat Islam di Brunei, Akhirnya Minta Maaf"
Posting Komentar
Komentar Anda Bukanlah Tanggung Jawab Kami