Kulitnya tak seterang orang-orang Jepang lainnya yang saat itu tengah
berkumpul menghadiri seremoni peletakan batu pertama pembangunan Enso Hotel di kawasan industri MM2100, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
Kendati demikian, ada satu ciri khas yang membuatnya istimewa dan menjadi pembeda dari orang Jepang lainnya, yakni janggut hitam tipis yang menghias dagunya.
Dialah Yoshihiro Kobi. Bos PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk ini menyita perhatian para undangan saat membaca bismillah dan salam
sebelum membuka pidatonya. Masih terbata memang, tetapi hal itu sudah
dengan jelas menunjukkan bahwa Kobi adalah seorang Muslim.
Dia berkisah, perkenalannya dengan Islam diawali pada tahun 1990-an saat
raksasa Jepang, Marubeni Corporation, memulai kolaborasi dengan
Manunggal Group dalam melakukan studi kelayakan untuk membangun kawasan
industri besar di Cibitung.
"Saat itu belum ada masjid, sementara saya tahu, mayoritas pekerja kami
dan juga masyarakat Indonesia adalah Muslim. Untuk itu, saya mulai
mendesain bagaimana membangun masjid sebagai fasilitas pelengkap kawasan
industri ini," papar Kobi kepada Kompas.com, Senin (15/6/2015).
Kobi tak sekadar mendesain, tetapi juga mengawasi pembangunan masjid
tersebut. Dia juga memastikan kualitas materialnya, dan secara presisi
mengatur letak arah kiblat, letak mihrab, letak tempat wudhu, toilet,
dan juga kebutuhan lainnya.
Ketika masjid tersebut berdiri megah, menjadi haluan para pekerja kepada
Pencipta-Nya, Kobi pun tertarik untuk mendalami ajaran Islam. Kobi
benar-benar jatuh cinta pada Islam dan menjadi muslim ketika menyaksikan
para karyawannya shalat Jumat.
Melihat Kobi berdiri di shaf terakhir, imam masjid yang bertugas saat
itu menghampirinya dan mengajaknya shalat. Kobi pun membulatkan tekad
membaca dua kalimat syahadat dan memeluk Islam pada tahun 2006.
"Saya dengan kesadaran sendiri memeluk agama ini, demikian juga istri
dan anggota keluarga saya lainnya," ungkap Kobi bersemangat saat
menceritakan titik balik perjalanan hidupnya.
Alhasil, sudah sembilan tahun Kobi menjadi Muslim kafah. Menurut dia,
kendati baru memeluk Ad-Dien, Kobi sudah dua kali umrah ke tanah suci,
Mekkah, bersama keluarga. Dia juga rajin shalat dan puasa sunah.
"Menjadi Muslim, saya melatih kesabaran. Ini sangat bermanfaat dalam
saya menjalankan roda bisnis perusahaan. Bisnis properti saya tekuni
juga dengan sabar," tandas pria yang selalu tersenyum ini.
8 Kali Puasa Ramadhan, Tak Sekali Pun Bocor
Masa menjelang Ramadhan tahun ini mengingatkan Kobi akan pengalaman
pertamanya menjalankan ibadah puasa. "Bulan Ramadhan, kita harus lebih
sabar," katanya. Meski berat, Kobi mampu menunaikan puasa Ramadhan
sebulan penuh.
Hingga 2014 lalu, sudah delapan kali Kobi menjalankan puasa Ramadhan
tanpa sekali pun bocor. Sebuah pencapaian luar biasa dari seorang
muallaf sesibuk Kobi. Dengan riang, Kobi mengisahkan, selain puasa,
dirinya juga menjalani shalat Tarawih dan ibadah sunah lainnya dengan
sukacita.
Ada sebuah masa, tatkala Kobi harus ke Jepang dan menjalankan puasa
Ramadhan di sana. Karena jumlah pemeluk Islam di kantor pusat Marubeni,
Tokyo, masih sedikit, dia pun berinisiatif membuat tempat dan alas
shalat di sudut ruang kerja.
Di situ Kobi dengan tertib menjalankan shalat dzuhur, ashar, dan
maghrib. Sementara itu, isya dan subuh dia lakukan di rumah, demikian
pula untuk membaca kitab suci Al Quran.
Saat berpuasa di Indonesia, Kobi merasa berbahagia karena berada di
antara saudara seiman. Dia menggambarkan, menunaikan puasa di Tanah Air
seperti berjuang bersama, mencapai keridaan Allah SWT.
"Saya puas setelah Ramadhan, bisa mengikuti tradisi orang Indonesia, lalu mudik ke tanah kelahiran di Jepang," cetus Kobi.
Dia melakukan mudik setiap tahun sejak 2006, setelah shalat Idul Fitri
dan bersilaturahim dengan sesama Muslim Jepang ataupun para karyawannya
di Indonesia. Malamnya, Kobi baru bertolak ke Negeri Sakura, dan
merayakan hari kemenangan bersama-sama keluarga. (kompas.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Bos Properti Jepang Jadi Mualaf Setelah Membangun Masjid Untuk Karyawannya "
Posting Komentar
Komentar Anda Bukanlah Tanggung Jawab Kami